Jumat, 10 Februari 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN (Assosiation South East Asia Nation) lainnya. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), pada 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih mencapai 248/100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, misalnya saja di Vietnam memiliki AKI 200 per 100.000 kelahiran hidup, di Singapura 5 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di Malaysia 69 per 100.000 kelahiran hidup dan di Philipina 142 per 100.000 kelahiran hidup. Diharapkan untuk Indonesia Sehat 2010, AKI menurun menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2008).

Beberapa faktor penyebab kematian ibu diantaranya adalah masalah yang terjadi pada masa nifas seperti perdarahan post partum, infeksi masa nifas, kurangnya pengetahuan dan keterampilan ibu dalam rangka pemeliharaan kesehatan masa nifas (Depkes, 2008). Berdasarkan kondisi ini, maka sulit bagi seorang bidan untuk mengetahui kelainan-kelainan yang muncul yang membutuhkan pelayanan pada seluruh sasarannya, termasuk di dalamnya adalah pelayanan post partum yang harus diberikan tanpa ada inisiatif dari pasien. Kondisi ini menimbulkan kerawanan pada ibu post partum jika ibu tidak mengetahui kelainan-kelainan yang muncul (Hartati, 2007).

Masa nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran placenta berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2002). Salah satu tujuan asuhan masa nifas adalah memberikan skrinning yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengatasi atau merujuk bila terjadi komplikasi. Asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.

Tidak ada komentar: