Minggu, 08 Februari 2015

MENYUSUI DINI

1.      Pengertian
Menyusui atau laktasi adalah produksi dan pengeluaran ASI dimana keduanya harus sama baiknya. Selama kehamilan biasanya ASI dihambat oleh kadar estrogen yang masih tinggi pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen turun dengan drastis dan saat inilah terjadi sekresi ASI. Sehingga dengan menyusui din, diharapkan sekresi ASI akan makin cepat (Manajemen Laktasi, 2004).
Dalam pemberian ASI perlu diciptakan kondisi yang tepat. Upaya untuk menciptakan kondisi tersebut adalah menyusui dini dan merawat ibu dan bayi secara langsung. Sebaiknya pemberian ASI dilakukan dengan cara menyusui bayinya secara langsung kecuali jika kondisi tidak memungkinkan misal ibu bekerja meninggalkan ASI untuk bayinya di rumah, sehingga ASI perlu diperah, bayi mempunyai masalah menghisap seperti bayi berat lahir rendah (Roesli, 2001).
Menyusui dini adalah menyusui segera setelah bayi lahir yaitu pada waktu 30 menit pertama pasca persalinan ibu dianjurkan segera menyusui bayinya (Soekirman, 2006).
                                               
2.      Pentingnya Menyusui Dini
Menurut Roesli (2001), menyusui sangat penting untuk dilakukan dengan alasan :
a.          Menyusui dini akan merangsang produksi dan pengeluaran ASI, karena menyusui dini akan menstimulasi hormon prolactin yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI dan hormon oxytosin yang menyebabkan ASI keluar
b.         Bayi yang baru lahir yang sehat pada waktu tersebut berada dalam keadaan waspada dan mulut siap menghisap
c.          Menyusui dini menyebabkan terjadinya kontak kulit bayi baru lahir dengan kulit ibu secara langsung yang akan menghangatkan tubuh bayi, sehingga dapat mencegah terjadinya hipotermi
d.         Mempercepat hubungan batin ibu dan bayi. Alasan penting lainnya sebagaimana dikemukakan adalah :
1)         Hisapan bayi akan mempercepat proses kembalinya uterus ke ukuran normal
2)         Menyusui dini akan memberikan kepuasan, ketenangan dan rasa bangga pada ibu, karena telah dapat memberikan kehidupan bagi bayi
3)         Bayi yang disusui segera setelah lahir lebih jarang menderita penyakit infeksi dan gizi pada tahun pertama, lebih baik dibandingkan dengan bayi yang terlambat diberi ASI. Menyusui dini dilakukan pada bayi yang normal yaitu bayi lahir dengan nilai Apgar Score 5 menit pertama adalah ≥ 8 dan refleks menghisap baik. Bayi lahir dengan asfiksia dan bayi lahir dengan cacat bawaan sebaiknya tidak segera disusukan (Yuli, 2002).

3.      Keuntungan Menyusui Dini
Menurut Manuaba (1998), menyusui dini mempunyai beberapa keuntungan baik bagi ibu maupun bagi bayi. Manfaat bagi ibu adalah :
a.       Rangsangan putting susu ibu akan memberikan refleks pengeluaran oxytocin oleh kelenjar hipofise sehingga pelepasan placenta dipercepat.
b.      Rangsangan putting susu ibu mempercepat pengeluaran ASI karena oxytocin bekerjasama dengan hormon prolactin.
c.       Menyusui dini akan mempercepat involusi uterus menuju keadaan semula sebelum hamil
d.      Pengeluaran oxytocin menimbulkan kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan post partum.
Setiap bayi baru lahir sebaiknya mendapat ASI saja (termasuk kolostrum) dalam 4-6 bulan pertama kehidupannya. Diawali dengan kontak dini segera setelah dilahirkan, isapan bayi pada putting susu ibu untuk pertama kalinya ini akan merangsang keluarnya hormon-hormon yang menunjang keberhasilan menyusui (Manajemen Laktasi). Sedangkan manfaat menyusui dini bagi bayi antara lain :
·        Mencegah Hipotermi
Karena dengan menyusui dini, menyebabkan terjadinya kontak kulit bayi baru lahir dengan kulit ibu secara langsung akan menghangatkan tubuh dan mempererat hubungan batin ibu dan bayi (Depkes RI, 2001). Padahal hipotermi merupakan sebab utama kematian bayi baru lahir di negara berkembang termasuk negara Indonesia.
·        Bayi mendapat kolostrum
Kolostrum merupakan zat kekebalan sehingga akan terhindar dari gangguan pencernaan, infeksi dan penyakit lainnya.
·        Mencegah / menangani hipoglikemia
ASI mengandung karbohidrat utama yaitu laktosa. ASI mengandung lebih banyak laktosa dibanding dengan susu lain, sehingga kebutuhan gula terpenuhi. Disamping itu laktosa mempunyai fungsi sebagai makanan vital jaringan pertumbuhan otak tulang dan menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya (Roesli, 2001)

4.      Akibat bila ibu tidak menyusui dini
Ibu yang tidak menyusui dini akan menimbulkan akibat yang kurang baik. Menurut Roesli (2001) akibat yang ditimbulkan adalah :
a.       ASI keluar lebih lama karena tidak adanya rangsangan pada putting susu ibu yang dapat merangsang hormon oxitocin.
b.      Ibu dapat menderita bendungan ASI dan radang payudara (mastitis) karena ASI tidak dikeluarkan dengan baik.
c.       Ibu akan lebih sering merasa mengalami kesukaran menyusui dan cenderung lebih cepat berhenti menyusui bayinya.

5.      Teknik Menyusui
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami masalah hanya karena tidak tahu cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara meletakkan bayi pada payudara ketika menyusui dan bayi menghisap tetapi mengakibatkan putting susu terasa nyeri. Seorang tenaga kesehatan seharusnya mengetahui walau menyusui itu merupakan proses alamiah, namun untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan tentang teknik yang benar, sehingga perlu disampaikan pada ibu setelah melahirkan bayinya (Perinasia, 2002)
a.       Posisi Menyusui
Posisi yang tidak benar bisa mengakibatkan putting susu terasa nyeri, ASI tidak keluar dan mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi jadi malas menyusu, sehingga posisi menyusui harus tepat. Ada 2 posisi yang penting dalam menyusui menurut Roesli (2001) yaitu :
1)      posisi mulut bayi dan putting susu
2)      Posisi badan ibu dan badan bayi. Sedangkan Depkes RI (1994) menjelaskan bahwa posisi menyusui yang tepat adalah :
a)      Posisi ibu dan bayi cukup enak waktu menyusui, baik dalam posisi duduk maupun posisi terbaring.
b)      Peluk bayi dan letakkan kepala bayi pada siku ibu, keseluruhan tubuh bayi menghadap ibu, dagu bayi menyentuh payudara, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis.
c)      Hadapkan payudara pada mulut bayi, kemudian sentuh pipi / sisi mulut bayi dengan putting susu untuk merangsang rooting refleks.
d)      Memastikan bayi berada dalam posisi yang benar yaitu :
(a)    Tubuh bayi menempel dan menghadap tubuh ibunya
(b)   Dagu bayi menempel pada payudara
(c)    Perut bayi menempel pada perut ibu
(d)   Areola mammae hanya sebagian yang terlihat
(e)    Bayi menghisap dalam dan perlahan
(f)     Bayi santai dan terdengar suara bayi menelan
(g)    Ibu tidak merasakan nyeri pada putting susunya.
b.      Awal Menyusui
Bahwa sebaiknya awal menyusui dimulai dalam 30 menit setelah kelahiran atau bahkan sebelum tali pusat dipotong. Sedangkan menurut (Depkes RI, 2003) menganjurkan agar menyusui bayi segera setelah kelahiran dalam waktu 1 jam pertama post partum.
c.       Lama Menyusui
Pada hari pertama, biasanya ASI belum keluar . bayi cukup disusukan 4-5 menit untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan putting susu dihisap oleh bayi. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 10 menit. Setelah produksi Asi cukup, bayi dapat disusukan selama 25 menit. Menyusui selama 15 menit ini dilakukan jika produksi ASI cukup dan keluar lancar. Dikatakan bahwa jumlah ASI yang dihisap bayi pada 5 menit pertama ± 112 ml, 5 menit ke dua ± 64 ml dan 5 menit terakhir ± 16 ml. (Soetjiningsih, 1997)
Selama beberapa hari setelah melahirkan, untuk mengeluarkan susu (let down refleks) memerlukan waktu 5 menit sehingga menyusui sebaiknya dimulai pada satu sisi selama ± 10 menit, kemudian dilanjutkan pada sisi yang lain selama 10-15 menit.

6.      Kontra Indikasi Menyusui
Upaya pemberian ASI digalakkan akan tetapi ada beberapa kasus pemberian ASI, yang tidak dibenarkan karena faktor ibu, faktor bayi dan keadaan patologis payudara. Faktor ibu yang tidak dibenarkan memberi ASI diantaranya :
a.       Ibu dengan penyakit jantung yang berat
b.      Ibu dengan preeklamsi dan eklamsi karena banyak obat-obatan yang diberikan sehingga mempengaruhi bayinya
c.       Penyakit infeksi berat pada payudara yang kemungkinan menular pada bayinya
d.      Carcinoma mammae yang memungkinkan dapat menimbulkan metastase
e.       Ibu dengan infeksi virus
f.        Ibu dengan TBC/Lepra.
Sedangkan faktor bayi yang tidak dibenarkan diberi ASI diantaranya :
Ø      Bayi dalam keadaan kejang-kejang yang dapat menimbulkan bahaya aspirasi ASI
Ø      Bayi yang menderita sakit berat dengan pertimbangan dokter anak dibenarkan untuk mendapatkan ASI
Ø      Bayi dengan berat badan lahir rendah, karena refleks menelannya sulit sehingga bahaya aspirasi mengancam
Ø      Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin bisa menelan (Labiopataloschizis, Labioschizis, Labiognatopalatoschizis)
Ø      Bayi yang tidak dapat menerima ASI, penyakit metabolisme seperti alergi ASI.

Tidak ada komentar: