Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah kurang dari normal yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan
jenis kelamin
a.
Untuk ibu hamil 11 gr%
b.
Untuk ibu menyusui lebih dari 3 bulan 12gr%
c.
Untuk wanita dewasa 12gr%
d.
Untuk laki-laki dewasa 13gr%.
(dPrince Of
Smart, 2008).
Klasifikasi menurut berat ringannya anemia
adalah sebagai berikut:
a.
Berat bila kadar Hb ≤ 8 gr / dl
b.
Sedang bila kadar Hb 8-10 gr / dl
c.
Ringan bila kadar Hb 10-11 gr / dl.
(dPrince Of Smart, 2008).
Penderita anemia gizi besi mengalami gejala
awal badan lemah, lelah, kurang energi, kurang
nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi
penyakit, stamina tubuh menurun dan pandangan berkunang-kunang, terutama bila
bangkit dari duduk. Selain itu wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir dan
kuku tampak pucat. Jika anemia sangat berat, dapat berakibat sesak napas bahkan
lemah jantung (Arief N, 2008).
Penyebab anemia adalah kekurangan zat besi
yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin sehingga disebut “Anemia
Kekurangan Besi” disebabkan karena:
a.
Kurangnya konsumsi makanan kaya
besi terutama yang berasal dari sumber hewani.
b.
Kekurangan besi karena kebutuhan
yang meningkat seperti pada kehamilan, masa tumbuh kembang serta pada penyakit
infeksi.
c.
Pada perdarahan termasuk haid yang
berlebihan, sering melahirkan dan infeksi cacing.
d.
Ketidakseimbangan antara kebutuhan
tubuh akan besi dibandingkan dengan penyerapan dari makanan (dPrince Of Smart,
2008).
Pengaruh anemia pada kehamilan meliputi abortus, persalinan
prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi,
molahidatosa, hiperemesis gravidarum, ketuban pecah dini ( Manuaba, 1998).
Terapi anemia defisiensi besi ialah
dengan preparat besi oral atau parenteral. Terapi oral adalah dengan pemberian
preparat besi : fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisitrat. Pemberian preparat 60 mg / hari dapat menaikkan
kadar Hb sebanyak 1 gr % / bulan.
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml / im
pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 gr%
(Prawirohardjo, 2002).
DAFTAR PUSTAKA
Arief N.
2008. Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta: Dianloka. H: 109-13.\
rief Tq, M. 2008. Pengantar Metodologi
Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: CSGF. H: 7, 53-64.
Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta: Media Aesculapius. H: 254-288.
Arikunto S.
2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta. H:
195-99.
Budiarto E. 2002. Biostatistik Untuk Kedokteran
dan Masyarakat Kesehatan. Jakarta: EGC. H: 22-8.
Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. H: 29-31.
Manuaba IBG. 2001.Kapita Selekta
Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC. H: 50-4.
Notoatmojo S. 2007. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. PT Rineka
Cipta: Jakarta. H: 139-42.
Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta. H: 79-89.
Nursalam. 2003. Konsp dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. H: 124.
Prawirohardo S. 2002. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP. H: 89.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar