Kamis, 19 Maret 2015

NYERI PERSALINAN

a.    Definisi
Nyeri persalinan adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Mander,2004). Tidak seperti yang diyakini sebelumnya yaitu suatu hasil langsung dari pengaruh sosial,kultural dan emosional saja dalam masyarakat yang beradap tetapi lebih pada faktor fisiologi dan psikologi (Mander,2004).
b.    Etiologi Nyeri Persalinan
Menurut Yanti (2010), selama kala I persalinan penyebab nyeri terutama akibat dari rangsangan reseptor-reseptor adnexa, uterus dan ligamen-ligamen panggul. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan pendapat Bonica dan Mc. Donald melalui faktor-faktor berikut :
1)        Regangan dari otot-otot halus memberikan rangsangan pada nyeri viseral. Intensitas nyeri yang dialami saat kontraksi berhubungan dengan derajat dan kecepatan dilatasi servik maupun segmen bawah rahim.
2)        Intensitas dan lamanya nyeri berhubungan dengan munculnya tekanan intrauteri yang berpengaruh pada dilatasi dari struktur tersebut. Pada awal persalinan, tekanan intrauteri perlahan terbentukdan nyeri tampak kira-kira 20 detik setelah inisiasi dari kontraksi uterus. Pada akhir persalinan, tekanan intrauteri labih cepat terbentuk sehingga terjadi nyeri lebih cepat pula.
3)        Saat servik diperlebar secara cepat pada wanita yang tidak bersalin misalnya pada saat dilakukan tindakan digital atau kuret, mereka mengalami nyeri seperti yang dialami oleh ibu bersalin.
c.    Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan
1)        Rasa takut dan cemas
Rasa takut dan cemas akan meningkatkan respon seseorang terhadap rasa sakit.
2)        Kepribadian
Kepribadian memainkan peranan dan wanita secara alamiah tegang dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi stress dibandingkan wanita yang rileks dan percaya diri.
3)        Kelelahan
Wanita yang sudah lelah selama beberapa jam persalinan, mungkin didahului oleh periode ketika tidurnya terganggu oleh ketidaknyamanan dan akhir kehamilannya akan kurang mampu dalam mentolerir rasa sakitnya. 
4)        Budaya dan sosial
Faktor budaya dan faktor sosial juga memainkan peran. Beberapa budaya mengharapkan stoitisme (sabar dan membiarkannya), sedangkan budaya lain mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan. Persepsi terhadap rasa sakit bisa saja berubah jika wanita tersebut telah mengalami nyeri dan penderitaan sebelumnya.
5)        Pengharapan
Pengharapan akan memberi warna pada pengalaman. Wanita yang realistis dalam pengharapannya mengenai persalinan dan mengenai responnya yang mungkin terhadap hal itu barangkali wanita paling baik terlengkapi, selama ia masih merasa percaya diri bahwa dia akan mendapatkan bantuan dan dukungan yang dibutuhkan dan dijamin bahwa ia akan memperoleh analgesia yang sesuai.
(Sumarah.et.al.,2008)
d.   Teknik Mengurangi Rasa Nyeri
Menurut Bringiwatty (2010), teknik untuk mengurangi nyeri persalinan terdiri dari :
a.          Teknik Farmakologi
1)        Analgesia Inhalasi
Berbagai analgesia inhalasi yang digunakan dalam mengatasi nyeri persalinan antara lain metoksifluran, trikloretilen,dan konsentrasi atau kombinasi dinitrogen oksida dan oksigen yang dicampur dan diberikan dengan alat yang dinamakan entonox yang digunakan dengan cara menghirup. Entonox cukup efektif tanpa menyebabkan depresi pernapasan baik pada ibu maupun pada janin secara signifikan.
2)        Analgesia Opioid
Steer (1993) mengidentifikasi 3 jenis opioid yang paling umum digunakan dalam persalinan yaitu diamorfin, petidin dan meptazinol. Cara kerja opioid adalah kemampuannya berikatan dengan tempat reseptor.
Efek samping dari zat ini adalah dapat terjadi depresi pernapasan ibu maupun janin mual dan muntah.
3)         ILA ( Intrathecal labor analgesia )
Tehnik ILA dilakukan dengan cara menyuntikkan obat penghilang rasa sakit kepada ibu yang akan bersalin normal. ILA dapat digunakan pada saat pembukaan serviks 3-4 cm. Obat tersebut disuntikkan di daerah urat saraf, yaitu pada tulang belakang bagian bawah. Jika obat ini bekerja meskipun tetap sadar, ibu tidak merasakan sakit saat persalinan. Tehnik ILA membebaskan ibu dari rasa sakit persalinan sekitar 12 jam. Efek ILA dapat langsung bekerja tidak lama setelah penyuntikan.
4)        Epidural Analgesia
Epidural Analgesia yang efektif dapat menghilangkan nyeri kontraksi uterus. Perbedaan dengan ILA adalah pada lokasi injeksi. Suntikan diberikan melewati rongga epidural lumbal.efek samping dari cara ini adalah menghambat impuls nyeri, mengancam jiwa dan apabila dosisnya berlebihan cenderung memperlama kala II persalinan.
b.         Tehnik Non Farmakologi
1)        Massage
Massage adalah terapi nyeri yang paling primitif (lee,dkk.1990:1777) dan menggunakan refleks lembut manusia untuk menahan, menggosok, atau meremas bagian tubuh yang nyeri. Massage adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri ,menghasilkan relaksasi, dan / atau memperbaiki sirkulasi.
Tindakan utama massage dapat menutup gerbang kendali untuk menghambat perjalanan rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem saraf pusat.
2)        Kompres  panas-dingin
Kompres panas dapat meningkatkan suhu kulit lokal, sirkulasi dan metabolisme jaringan. Kompres panas mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri.
Kompres dingin terutama berguna untuk muskuloskeletal atau sendi. Kompres dingin mengurangi ketegangan otot (lebih lama dibandingkan kompres panas). Kompres dingin mengurangi pembengkakan dan menyejukkan kulit.
3)        Sentuhan Terapeutik
Cara kerja sentuhan terapeutik tidak melibatkan modulasi sensorik, karena tidak terlibatnya kontak fisik antara praktisi dan pasien sehingga disebut sentuhan terapeutik non-kontak. Lothian (1988) berpendapat bahwa sentuhan terapeutik dapat digunakan untuk menenangkan kecemasan dan nyeri persalinan terutama bagi pasangan yang tidak nyaman dengan sentuhan fisik.
4)        Akupresur dan Akupuntur
Akupresur berlandaskan pada teori akupuntur yang menyatakan bahwa masalah kesehatan yang spesifik, termasuk kemajuan persalinan yang kurang memuaskan atau nyeri hebat saat persalinan, muncul ketika terjadi blockade arus energi sepanjang meridian tertentu dalam tubuh. Dengan melepaskan blockade tersebut, keserasian dan fungsi halus dapat dikembalikan.
5)        TENS (Transcutaneous Electrical nerve Stimulation)
TENS merupakan rangsangan transkutaneus terhadap saraf secara elektrik dengan cara menempatkan empat buah bantalan untuk rangsangan, atau elektrodanya ditempatkan didaerah punggung bawah pada otot-otot paraspinal dikedua sisi dari spina, dua bantalan setinggi rusuk terbawah dan dua lagi sedikit diatas celah bokong.
6)        Musik
Musik dapat memberikan energi dan membawa perintah melalui irama sehingga musik dengan tempo yang tepat membantu wanita mengatur pernapasannya. Manfaat musik pada wanita dalam menghadapi persalinan terletak pada distraksinya dan kemampuannya untuk membuat seseorang kehilangan alur waktu (Livingston,1985).
7)        Hidroterapi
Air untuk menyamankan atau menyembuhkan sudah berlangsung lama dan umum walau terdapat variasi luas dalam anjuran mengenai penggunaan air, dalam hal aliran, arah, kekuatan dan suhu.

Tidak ada komentar: