a. Definisi
Nyeri persalinan adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan
(Mander,2004). Tidak seperti yang diyakini sebelumnya yaitu suatu hasil
langsung dari pengaruh sosial,kultural dan emosional saja dalam masyarakat yang
beradap tetapi lebih pada faktor fisiologi dan psikologi (Mander,2004).
b. Etiologi Nyeri Persalinan
Menurut Yanti (2010), selama kala I persalinan
penyebab nyeri terutama akibat dari rangsangan reseptor-reseptor adnexa, uterus
dan ligamen-ligamen panggul. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan pendapat
Bonica dan Mc. Donald melalui faktor-faktor berikut :
1)
Regangan dari otot-otot halus
memberikan rangsangan pada nyeri viseral. Intensitas nyeri yang dialami saat
kontraksi berhubungan dengan derajat dan kecepatan dilatasi servik maupun
segmen bawah rahim.
2)
Intensitas dan lamanya nyeri
berhubungan dengan munculnya tekanan intrauteri yang berpengaruh pada dilatasi
dari struktur tersebut. Pada awal persalinan, tekanan intrauteri perlahan
terbentukdan nyeri tampak kira-kira 20 detik setelah inisiasi dari kontraksi
uterus. Pada akhir persalinan, tekanan intrauteri labih cepat terbentuk
sehingga terjadi nyeri lebih cepat pula.
3)
Saat servik diperlebar secara
cepat pada wanita yang tidak bersalin misalnya pada saat dilakukan tindakan
digital atau kuret, mereka mengalami nyeri seperti yang dialami oleh ibu
bersalin.
c. Faktor yang Mempengaruhi
Nyeri Persalinan
1)
Rasa
takut dan cemas
Rasa takut dan cemas
akan meningkatkan respon seseorang terhadap rasa sakit.
2)
Kepribadian
Kepribadian memainkan
peranan dan wanita secara alamiah tegang dan cemas akan lebih lemah dalam
menghadapi stress dibandingkan wanita yang rileks dan percaya diri.
3)
Kelelahan
Wanita yang sudah lelah selama beberapa jam
persalinan, mungkin didahului oleh periode ketika tidurnya terganggu oleh
ketidaknyamanan dan akhir kehamilannya akan kurang mampu dalam mentolerir rasa
sakitnya.
4)
Budaya
dan sosial
Faktor budaya dan faktor sosial juga memainkan peran. Beberapa budaya mengharapkan stoitisme
(sabar dan membiarkannya), sedangkan budaya lain mendorong keterbukaan untuk
menyatakan perasaan. Persepsi terhadap rasa sakit bisa saja berubah jika wanita
tersebut telah mengalami nyeri dan penderitaan sebelumnya.
5)
Pengharapan
Pengharapan akan memberi warna pada
pengalaman. Wanita yang realistis dalam pengharapannya mengenai persalinan dan
mengenai responnya yang mungkin terhadap hal itu barangkali wanita paling baik
terlengkapi, selama ia masih merasa percaya diri bahwa dia akan mendapatkan
bantuan dan dukungan yang dibutuhkan dan dijamin bahwa ia akan memperoleh
analgesia yang sesuai.
(Sumarah.et.al.,2008)
d. Teknik Mengurangi Rasa Nyeri
Menurut Bringiwatty (2010), teknik untuk
mengurangi nyeri persalinan terdiri dari :
a.
Teknik Farmakologi
1)
Analgesia Inhalasi
Berbagai analgesia inhalasi yang digunakan dalam mengatasi nyeri persalinan
antara lain metoksifluran, trikloretilen,dan konsentrasi atau kombinasi
dinitrogen oksida dan oksigen yang dicampur dan diberikan dengan alat yang
dinamakan entonox yang digunakan dengan cara menghirup. Entonox cukup efektif
tanpa menyebabkan depresi pernapasan baik pada ibu maupun pada janin secara
signifikan.
2)
Analgesia Opioid
Steer (1993) mengidentifikasi 3 jenis opioid yang paling umum digunakan
dalam persalinan yaitu diamorfin, petidin
dan meptazinol. Cara kerja opioid adalah kemampuannya berikatan dengan tempat
reseptor.
Efek samping dari zat ini adalah dapat terjadi
depresi pernapasan ibu maupun janin mual dan muntah.
3)
ILA ( Intrathecal labor analgesia )
Tehnik ILA dilakukan
dengan cara menyuntikkan obat penghilang rasa sakit kepada ibu
yang akan bersalin normal. ILA
dapat digunakan pada saat pembukaan serviks 3-4 cm. Obat tersebut disuntikkan di daerah urat saraf, yaitu pada tulang belakang bagian
bawah. Jika obat ini bekerja meskipun tetap sadar, ibu tidak merasakan
sakit saat persalinan. Tehnik ILA membebaskan ibu dari rasa sakit persalinan
sekitar 12 jam. Efek ILA dapat langsung bekerja tidak lama setelah penyuntikan.
4)
Epidural Analgesia
Epidural Analgesia yang efektif dapat menghilangkan
nyeri kontraksi uterus. Perbedaan dengan ILA adalah pada lokasi injeksi.
Suntikan diberikan melewati rongga epidural lumbal.efek samping dari cara ini
adalah menghambat impuls nyeri, mengancam jiwa dan apabila dosisnya berlebihan cenderung
memperlama kala II persalinan.
b.
Tehnik Non Farmakologi
1)
Massage
Massage adalah terapi
nyeri yang paling primitif (lee,dkk.1990:1777) dan menggunakan refleks lembut
manusia untuk menahan, menggosok, atau meremas bagian tubuh yang nyeri. Massage adalah
melakukan
tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, atau ligamentum, tanpa
menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri
,menghasilkan relaksasi, dan / atau memperbaiki sirkulasi.
Tindakan utama massage dapat menutup
gerbang kendali untuk menghambat perjalanan rangsang nyeri pada pusat yang
lebih tinggi pada sistem saraf pusat.
2)
Kompres panas-dingin
Kompres panas dapat meningkatkan suhu kulit lokal, sirkulasi
dan metabolisme jaringan. Kompres panas mengurangi spasme otot dan meningkatkan
ambang nyeri.
Kompres dingin terutama berguna untuk muskuloskeletal atau sendi. Kompres
dingin mengurangi ketegangan otot (lebih lama dibandingkan kompres panas).
Kompres dingin mengurangi pembengkakan dan menyejukkan kulit.
3)
Sentuhan Terapeutik
Cara kerja sentuhan terapeutik tidak melibatkan modulasi sensorik, karena
tidak terlibatnya kontak fisik antara praktisi dan pasien sehingga disebut
sentuhan terapeutik non-kontak. Lothian (1988) berpendapat bahwa sentuhan
terapeutik dapat digunakan untuk menenangkan kecemasan dan nyeri persalinan
terutama bagi pasangan yang tidak nyaman dengan sentuhan fisik.
4)
Akupresur dan Akupuntur
Akupresur
berlandaskan pada teori akupuntur yang menyatakan bahwa masalah kesehatan yang
spesifik, termasuk kemajuan persalinan yang kurang memuaskan atau nyeri hebat
saat persalinan, muncul ketika terjadi blockade arus
energi sepanjang meridian tertentu dalam tubuh. Dengan melepaskan blockade
tersebut, keserasian dan fungsi halus dapat dikembalikan.
5)
TENS (Transcutaneous Electrical nerve Stimulation)
TENS
merupakan rangsangan transkutaneus terhadap saraf secara elektrik dengan cara
menempatkan empat buah bantalan untuk rangsangan, atau elektrodanya ditempatkan
didaerah punggung bawah pada otot-otot paraspinal dikedua sisi dari spina, dua
bantalan setinggi rusuk terbawah dan dua lagi sedikit diatas celah bokong.
6)
Musik
Musik dapat memberikan energi dan membawa perintah melalui irama sehingga
musik dengan tempo yang tepat membantu wanita mengatur pernapasannya. Manfaat
musik pada wanita dalam menghadapi persalinan terletak pada distraksinya dan
kemampuannya untuk membuat seseorang kehilangan alur waktu (Livingston,1985).
7)
Hidroterapi
Air untuk menyamankan atau menyembuhkan sudah berlangsung lama dan umum
walau terdapat variasi luas dalam anjuran mengenai penggunaan air, dalam hal
aliran, arah, kekuatan dan suhu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar