1. Nyeri
a.
Definisi Nyeri
Menurut Prihardjo (1992) dalam
Wahit.et.al.(2007), nyeri adalah perasaan
yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi perasaan tersebut.
Secara umum, nyeri dapat didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik
ringan maupun berat.
b.
Fisiologi Nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi
untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus
kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nociceptor,
secara anatomis reseptor nyeri (nociceptor) ada yang bermielien dan ada juga
yang tidak bermielin dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nociceptor
dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus),
somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang
berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda
(Tamsuri,2007).
c.
Transmisi Nyeri
Menurut Tamsuri (2007), terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana
nosiseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal berbagai
teori yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori gerbang
kendali nyeri dianggap paling relevan. Terdapat 3 teori yang menjelaskan
tentang nyeri :
1)
Teori Spesivisitas (Specivicity
Theory)
Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa terdapat organ tubuh yang
secara khusus mentransmisi rasa nyeri. Saraf ini diyakini dapat menerima
rangsangan nyeri dan mentransmisikannya melalui ujung dorsal dan substansia
gelantinosa ke talamus yang akhirnya akan dihantarkan pada daerah yang lebih
tinggi sehingga timbul respon nyeri. Teori ini tidak menjelaskan bagaimana faktor-faktor
multidimensional dapat mempengaruhi nyeri.
2)
Teori Pola (Pattern
Theory)
Teori ini menerangkan bahwa ada cepat dan serabur yang mampu
menghantarkan dengan lambat. Kedua dua serabut nyeri, yaitu serabut yang mampu
menghantarkan rangsang dengan serabut saraf tersebut bersinapsis pada medula
spinalis dan meneruskan informasi ke otak mengenai jumlah, intensitas, dan tipe
input sensori nyeri yang menafsirkan karakter dan kuantitas input sensori
nyeri.
3)
Teori Gerbang Kendali Nyeri (Gate Control Theory)
Teori ini mengusulkan
bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat
oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan
bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls
dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut
merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.
d.
Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Nyeri
Menurut Wahit.et.al.(2007) nyeri yang dirasakan oleh individu dan
reaksi terhadap rasa sakit dipengaruhi
oleh berbagai faktor, antara lain :
1) Usia
Anak belum bisa
mengungkapkan nyeri, sehingga perawat/bidan harus mengkaji respon nyeri pada
anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan
mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami,
karena mereka menganggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan
mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri
diperiksakan.
2) Jenis kelamin
Gill (1990)
mengungkapkan laki-laki dan perempuan tidak berbeda secara signifikan dalam
merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya.
3) Kultur
Orang belajar
dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri misalnya
seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus
diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada
nyeri.
4) Makna nyeri
Berhubungan
dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan bagaimana
mengatasinya.
5) Perhatian
Tingkat seorang
klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri.
Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang
meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang
menurun.
6) Ansietas
Cemas
meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang
cemas.
7) Pengalaman masa lalu
Seseorang yang
pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama
timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang
mengatasi nyeri tergantung pengalaman dimasa lali dalam mengatasi nyeri.
8) Pola koping
Pola koping
adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping
yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.
9) Support keluarga dan sosial
Individu yang
mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat
untuk memperoleh dukungan dan perlindungan.
e.
Pengukuran Nyeri
Pengukuran subyektif nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
alat pengukuran nyeri seperti Skala Visual Analog, Skala Nyeri Numerik, Skala
Nyeri Deskriptif atau Skala Nyeri Wong-Bakers untuk anak-anak (Tamsuri,2007).
Penggunaan skala intensitas nyeri sangat mudah dan merupakan metode yang
bisa di percaya untuk menentukan intensitas nyeri pasien. Skala seperti ini
membantu konsistensi komunikasi antara perawat dengan pasien atau dengan
penyedia layanan perawatan kesehatan lainnya.
Sebagian besar pengukuran nyeri menggunakan skala intensitas nyeri numerik. Pasien diminta untuk mengidentifikasi poin dalam
skala yang mewakili intensitas nyeri yang dialaminya.
Rasa nyeri yang dirasakan ibu dalam menghadapi persalinan sesuai kategori Skala Intensitas Nyeri Numerik 0-10 yaitu pada :
10 : Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh
klien.
7,8,9 : Sangat nyeri tetapi masih dapat
dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan.
6 : Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk.
5 : Nyeri seperti tertekan atau bergerak.
4 : Nyeri seperti kram atau kaku.
3 : Nyeri seperti perih atau mules.
2 : Nyeri seperti melilit atau terpukul.
1 : Nyeri seperti gatal, tersetrum atau nyut-nyutan.
0 : Tidak ada nyeri.
Untuk mengetahui perbandingan nyeri sebelum dan
sesudah perlakuan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1)
Nilai perbedaan
0 : tidak berkurang atau tetap
2)
Nilai perbedaan
1 : sedikit berkurang
3)
Nilai perbedaan
2 : berkurang moderat
4)
Nilai perbedaan
3 : sangat berkurang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar