Menurut Prawirohardjo (2005), bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his itu :
1. Teori Keregangan
Keadaan uterus
yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini yang mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi.
2. Teori penurunan progesterone
Menurunnya kadar
progesterone ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai.
3. Teori oksitosin internal
Oksitosin
dikeluarkan oleh kelejar hipofisis posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton
Hicks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat mulai.
4. Teori prostaglandin
Konsentrasi
prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat
hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
5. Teori hipotalamus – pituitary
Teori ini
menunjukkan pada kehamilan dengan anencephafalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar